Phanerochaete
chrysosporium
Jamur P. chrysosporium
Burdsall, termasuk dalam kelompok
jamur pelapuk putih dan merupakan jamur kelas Basidiomycetes yang juga menyerang holoselulosa, namun pilihan
utamanya adalah lignin. Klasifikasi jamur ini sebagai berikut, kelas Basidiomycetes, sub kelas Holobasidiomycetes, ordo Aphylophorales, famili Certiciaceae, genus Phanerochaete dan
spesies P. chrysosporium Burdsall
(Irawati, 2006).
Phanerochaete
chrysosporium dapat mendegradasi lignin dan senyawa
turunanya secara efektif dengan cara menghasilkan enzim peroksidasi
ekstraseluler yang berupa Lignin Peroksidase (LiP) dan Mangan Peroksidase
(MnP). Phanerochaete chrysosporium adalah jamur pelapuk putih yang dikenal
kemampuannya mendegradasi lignin (Sembiring, 2006).
Laconi (1998), menyebutkan bahwa fermentasi kulit
buah kakao dengan Phanerochaete chrysosporium mampu menurunkan kandungan
lignin sebesar 18,36%. Melihat kemampuan Phanerochaete chrysosporium dalam
menghasilkan enzim lignolitik dan selulotik, kapang ini mampu menurunkan
kandungan lignin dengan meningkatkan pertumbuhan kapang dan aktivitas enzim lignolitik.
Fermentasi
Bungkil Inti Sawit (BIS) menggunakan kapang Phanerochaete chrysosporium,
hasil terbaik dari penelitian untuk fermentasi BIS adalah pada dosis inokulum
5% dan waktu inkubasi 4 hari. Kandungan protein kasar meningkat dari I5,14%
menjadi 25,08%, kandungan lemak kasar menurun dari 1,25% menjadi 1,01%,
kandungan energi bruto menurun dari 4.330 kkal/kg menjadi 4.178 kkal/kg,
kandungan serat kasar menurun dari 17,18% menjadi 13,64%, kandungan lignin
menurun dari 17,52% menjadi 12,64%, Kandungan selulosa menurun dari 21,39%
menjadi 19,84% dan kandungan hemiselulosa turun dari 50,37 menjadi 42,01%.
Kecernaan protein BIS tanpa fermentasi 46,53% meningkat menjadi 80,86%
(Sembiring, 2006).
Contoh Penelitian menggunakan Phanerochaete chrysosporium :
PENENTUAN LAMA FERMENTASI KULIT BUAH KAKAO DENGAN Phanerochaete chrysosporium: EVALUASI KUALITAS NUTRISI SECARA KIMIAWI
Abstract
Bioconversion of cocoa pod husk (CPH) is a way to increase lignocellulosic substance quality. Fermentation process in bioconversion is affected by some factors as length of fermentation. This research was aimed to determine the optimum length of fermentation with Phanerochaete chrysosporium and evaluate CPH composition response. The length of fermentation periods were 0; 5; 10; 15; 20 and 25 days. Measured parameters were soluble substance, pH of substrate, chemical composition, loss of dry matter, organic matter, and lignin and ratio celluloce to lignin. The results showed that crude protein content of fermented CPH was increased (P<0.05) compared to unfermented CPH. The highest lignin degradation (38.61%), the ratio of cellulose to lignin (1.25) and efficiency of biodegradation process (5.65) recorded at day 10 fermentation. It could be concluded that the optimum length of CPH fermentation was 10 days.
Keyword: Fermentation, cocoa pod husk, ratio cellulose to lignin, lignin degradation
FERMENTASI AMPAS TEBU (BAGASSE) MENGGUNAKAN
Phanerochaete chrysosporium SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PRODUK FERMENTASI RUMEN
SECARA IN VITRO
Muhamad
Alwi, Wardhana Suryapratama, FM Suhartati FM Suhartati
Abstract
Kata Kunci : Phanerochaete chrysosporium, Fermentasi, Konsentrasi VFA Total, NH3 serta Sintesis Protein Mikroba Rumen.
Uji Ransum
Berbasis Pelepah Daun Kelapa Sawit, Jerami Padi, Dan Jerami Jagung Fermentasi
Dengan Phanerochaete chrysosporium Terhadap Produksi Non Karkas Sapi Peranakan
Ongole (PO)
ABSTRACT
09E01598
Penelitian dilaksanakan di PTPN IV Kebun Laras, Kecamatan Bandar Huluan
Kabupaten Simalungun Selama 3 bulan. Penelitian ini dilaksanakan mulai dari
tanggal 27 Agustus sampai dengan bulan 20 November 2007. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian ransum pelepah daun kelapa sawit,
jerami padi dan jerami jagung yang difermentasi dengan Phanerochaete
chrysosporium terhadap bobot non karkas, persentase non karkas serta persentase
bobot saluran pencernaan sapi peranakan ongole (PO) Rancangan penelitian yang
digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 2 ulangan,
dimana setiap ulangan terdiri dari 1 ekor sapi peranakan ongole dengan bobot
rata-rata 206,89 Kg. Perlakuan yang diteliti adalah sebagai berikut P1 = Ransum
pelepah daun kelapa sawit fermentasi, P2 = Ransum jerami padi fermentasi dan P3
= Ransum jerami jagung fermentasi. Dari hasil penelitian dengan pemberian
ransum pelepah daun kelapa sawit, jerami padi dan jerami jagung yang
difermentasi dengan Phanerochaete chrysosporium diperoleh Rataan bobot non karkas
sebesar 111,72 kg. Dengan bobot non karkas tertinggi pada perlakuan P1 sebesar
118,90 kg dan yang terendah pada perlakuan P3 sebesar 100,68 kg. Rataan
persentase non karkas (%) didapat sebesar 65,73% dengan persentase karkas
tertinggi pada perlakuan P1 sebesar 67,66% dan yang terendah pada perlakuan P3
sebesar 64,08%. Rataan persentase saluran pencernaan untuk perut + oesophagus
sebesar 9,23% dengan persentase tertinggi pada perlakuan P1 sebesar 9,54% dan
terendah pada perlakuan P2 sebesar 8.91%. Rataan persentase usus sebesar 4,81
dengan persentase tertinggi pada perlakuan P3 sebesar 5,27% dan terendah pada
perlakuan P2 sebesar 4,55%. Dari hasil uji keragaman, menunjukan bahwa
pemberian ketiga bahan ransum memberikan hasil yang tidak nyata (P>0,05) dan
menunjukkan pengaruh yang sama terhadap bobot non karkas, persentase non karkas
serta persentase bobot saluran pencernaan Kesimpulan penelitian adalah
pemberian ransum diantara ketiga perlakuan yaitu pemberian ransum pelepah daun
kelapa sawit fermentasi, jerami padi fermentasi dan jerami jagung fermentasi
dengan Phanerochaete chrysosporium memberikan pengaruh yang sama terhadap bobot
non karkas, persentase non karkas serta persentase bobot saluran pencernaan
sapi peranakan ongole didasarkan kepada ketersediaan dan jumlah bahan ransum.
The experiment was conducted in PTPN IV, Laras oil palm plantation, District of
Bandar Huluan, Sub-Province of Simalungun during three months. The research was
started since 27th August until 20th November 2007. The purpose of this
experiment was to know the effect of usage oil palm fermented, rice straw and
maize stalks fermented with Phanerochaete chrysosporium towards non carcass
weight, non carcass percentage and also digestive channel percentage. The
experiment design was using completely randomized design ( CRD ) by three
treatment and two replications, each replications consists of one ongole
cross-bred 206,89 kg average weight. The treatments was experiment P1 = ration
of oil palm frond fermentation, P2 = ration of rice straw fermentation and P3 =
ration of maize stalks fermentation. The result of obtained experiment showed
that given rations based on oil palm frond, rice straw and maize stalks
fermentation with Phanerochaete chrysosporium in averaged of non carcass weight
was 111,72 kg. The highest average non carcass weight found in P1 for 118,90 kg
and lowest average non carcass weight found in P3 for 100,68 kg. The average of
non carcass percentation was 65,73% with the highest average non carcass
percentation found in P1 for 67,66% and lowest average non carcass percentation
found in P3 for 64,08%. The average of digestive channel for stomach +
oesophagus was 9,23% with the highest percentation found in P1 for 9,54 and
lowest found in P2 for 8,91. The avarage of intestine percentation was 4,81
with the highest percentation found in P3 for 5,27 and lowest found in P2 for
4,55. The result of statistic was test shown the among three ransom given not
signifcantly different, feed giving not significantly (P>0,05) and showed that
usage from experiment three ration have the same effect towards non carcass
weight, non carcass percentage, and also digestive channel percentage. The
conclusions of this experiment wich was the usage among three treatments is
fermented oil palm frond, fermented rice straw and fermented maize stalks gives
same effect towards carcass weight, non carcass percentage, and also digestive
channel percentage comparison of ongole cross-bred by according quantity and
quality get in ration materials. Ir. Tri Hesti Wahyuni, M.Sc. ; Hamdan, S.Pt.
M.Si
Tidak ada komentar:
Posting Komentar